Monday, October 17, 2011

DAN ALQUR'AN MEMBUKTIKAN KEKHALIFAHAN AHLUL BA'IT DENGAN I'JAZ ADADI ( RAHASIA ANGKA-ANGKA) (tulisan ke 2)


Ungkapan "orang-orang yang beruntung" (hum al-muflihuun)
Di dalam Al-Quran, ungkapan hum al-muflihuun disebutkan sebanyak duabelas kali, yakni pada ayat-ayat:

1. Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhannya, dan merekalah orang-orang yang beruntung (humul mufli­huun). (AI-Baqarah: 5)
2.....menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; mereka itulak orang-orang yang beruntung (humul muflihuun). (Ali Imran: 104)
3….. maka barangsiapa berat timbangan kebaikannya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung (humul muflihuun). (AI-A'raaf: 8)
4. Maka orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cakaya yang terang yang diturunkan kepadanya (AI-Quran), mereka itulah orang-orang yang beruntung (humul muflihuun). (Al-A'raf: 157)
5. Dan mereka itulah orang-orang yang memperoleh kebaikan; dan mereka itulah orang-orang yang beruntung (humul muflihuun) . (At-Taubah: 88)
6. Barang.riapa yang berat timbangan (kebaikannya), maka mereka itulah orang-orang yang beruntung (humul muflihuun). (Al-Mu'minuun: 102)
7. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung (humul muflihuun). (An-Nuur: 51)
8. Itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang mencari keridhaan Allah; dan mereka itulah orang-orang yang beruntung (humul muflihuun). (Ar-Ruum: 38)
9. Mereka itulah orang-orang yang tetap mendapat petunjuk dari tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang ber­untung (humul muflihuun). (Luqman: 5)
10. Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguh­nya golongan Allah itulah golongan yang beruntung (humul muflihuun). (Al-Mujadilah: 22)
11. Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itu­lah orang-orang yang beruntung (humul muflihuun). (Al­-Hasya: 9)
12. Dan barangsiapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung (humul mufli­huun). (At-Taghaabun: 16)

Para Penghuni Surga
Ungkapan ashab al-jannah (para penghuni surga) dalam Al­Quran disebut sebanyak 12 kali. Yang dimaksud dengan surga ialah yang ditetapkan Allah bagi orang-orang yang benar, bukan surga dunia sebagaimana dimaksudkan dalam firman Allah SWT: "Sesungguhnya Kami uji mereka sebagaimana Kami uji penghuni­-penghuni surga …..." Surga yang dimaksudkan oleh ayat ini adalah surga dunia. Ada pun pada ayat selain ini, surga yang dimaksud adalah surga yang ditetapkan oleh Allah SWT bagi hamba-hamba­Nya yang saleh. Kata ashab al-jannah yang disebut 12 kali, sama dengan banyaknya Khalifah sepeninggal Rasulullah saw., sebagai­mana disebutkan di dalam ayat-ayat berikut ini:

1.........Dan orang-orang beriman serta beramal saleh, mereka itu para penghuni surga (ashab al -jannah). (Al-Baqarah: 82)
2.........Kami tidak memikulkan kewajiban kepada diri seseorang melainkan sekadar kemampuannya, mereka itulah para peng­huni surga (ashab al-jannah). (Al-A'raf: 42).
3. Dan para penghuni surga (ashab al-jannah) berseru ......... (AI­A'raf: 44)
4......... Dan mereka menyeru penghuni surga (ashab al-jannah): "Limpahkanlah kepada kami sedikit air ......... (Al-A'raf: 50)
5.........Dan mereka tidak ditutup: debu hitam, tidak (pula) kehinaan. Mereka itulah para penghuni surga (ashab al-jannah). (Yunus: 26).
6...... Dan merendahkan diri kepada Tukan mereka, mereka itu adalah para penghuni surga (ashab al-jannah) (Hud: 23).
7. Sesungguhnya para penghuni surga (ashab al-jannah) pada hari itu bersenang-senang dalam kesibukan (mereka). (Yunus: 55).
8. Para
penghuni surga (ashab al-jannah) pada hari itu paling baik tempat tinggalnya dan paling indah tempat istirahatnya. (AI-Furqan: 24)
9...... dan Kami ampuni kesalakan-kesalahan mereka, bersama para penghuni surga (ashab aljannah) ...... (Al-Ahqaf: 16)
10. Tiada sama penghuni neraka dengan penghuni surga (ashab al­jannah). (Al-Hasyr: 20)
11...... para penghuni surga (ashab al-jannah) itulah orang-orang yang beruntung. (Al-Hasyr: 20)
12...... Dan para penghuni surga (ashab al-jannah) berseru: "Salamun'alaikum" ...... (Al-A'raf: 46)

Orang-Orang Pilihan (Al-Musthafun) Setelah Rasulullah saw.
Kata ishthafa (memilih) berikut turunan katanya, dengan pengertian legitimasi Allah SWT kepada orang-orang pilihan dari dan atau bagi makhluk-Nya, disebut 12 kali dalam Al-Quran. Sesuai dengan jumlah pilihan Allah SWT sepeninggal Rasulullah saw. untuk menyelenggarakan pemerintahan di kalangan umatnya dan mewarisi Al-Kitab. Allah berfirman:

Dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu yaitu AI­Kitab itulah yang benar, dengan membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya. Sesungguhnya AIIah benar-benar mengetahui lagi Maka melihat (keadaan) hamba-hamba-Nya. Kemudian kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang kami pilih di antara hamba-kamba Kami; lalu di antara mereka (hamba-hamba, bukan di antara orang-orang pilihan) ada yang menganiaya diri mereka sendiri, dan di antara mereka ada yang pertengahan, dan di antara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah.... (Fathir:31-32).

Maka yang dimaksud dengan "sabiqu" (yang lebih dulu berbuat baik) adalah Imam yang dipilih dan diwarisi Kitab oleh Allah SWT; "muqtashid" adalah orang yang konsisten dengan kebijaksanaan Imam; sedangkan "dhalimu linafsihi" adalah orang yang keluar dari jalur Imam. Dalam pengertian seperti itulah, kata ishthafa berikut turunan katanya tercantum dalam ayat-ayat berikut:

1..... Sesungguhnya Allah telah memilih (isthafa) agama ini bagimu ..... (AI-Baqarah: 132)
2. Sesungguhnya Allah telah memilih (isthafa) Adam, Nuh, keluarga Ibrahim. ..... (Ali Imran: 33).
3. Katakanlah: "Segala puji bagi Allah dan kesejahteraan atas hamba-hambanya yang dipilih-Nya (isfhafa) ... (AI-Naml: 59).
4. Kalau sekiranya Allah hendak memilih (isthafal) anak, tentu Dia akan memilih apa yang Dia kehendaki ...... (Al­-Zumar: 59).
5. "Hai Maryam, sesungguhnya Allah telah memilih kamu (isthafaki), mensucikan kamu ..... (Ali Imran: 42)
6..... dan melebihkan kamu (wasthafaki) atas segala wanita di dunia ( yang semasa dengan kamu). (Ali Imran: 42).
7..... Nabi (mereka) berkata: "Sesungguhnya Allah telah memilihnya (isthafahu) (menjadi rajamu) dan menganugerahinya ilmu yang luas serta tubuh yang perhasa . . . (Al-Baqarah: 247).
8..... sesungguhnya Aku mernilih (melebihkan) kamu (ishtha­faituka) dari manusio yang lain untuk membawa risalah-Ku dan untuk berbicara langsung dengan-Ku ..... (Al-A'raf: 144)
9. Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih (isthafaina) di antara hamba-hamba Kami ..... (Fathir: 32).
10..... dan sesungguhnya Kami telah memilihnya (isthafainahu) di dunia (AI-Baqarah: 139).
11. Allah memilih (yasthafa) utusan-utusan-Nya dari Malaikat dan dari manusia. (Al-Haj: 75).
12. Dan sesungguhnya mereka pada sisi Kami benar-benar termasuk orang-orang pilihan (Al-musthafin) yang paling baik (Shad: 47).


Para Imam Ma'shum

Kata kerja ya'shimu (memelihara kesucian) berikut turunan katanya dalam AI-Quran disebut 12 kali, dan itu sesuai dengan banyaknya Khalifah Rasulullah saw. yang terpelihara serta benar­benar disucikan oleh Allah dari segala noda. Keduabelas kata ter­sebut terdapat dalam ayat-ayat berikut:
1. Wahai Rasul sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara (ya'shimuka) kamu dari (gangguan) manusia. .....(Al-Maidah: 67).

Sebab diturunkannya ayat ini pada waktu haji wada', bahwa ketika Rasulullah saw. kembali setelah ibadah haji, 18 Dzulhijjah, di Ghadir Khum, Allah menyuruh beliau untuk menyampaikan pesan kepada manusia bahwa Khalifah pertama sepeninggal beliau adalah Imam Ali bin Abi Thalib a.s. Maka Rasulullah pun menyampaikannya kepada seluruh umat. Antara lain, beliau bersabda: "Bukankah aku lebih kamu utamakan ketimbang diri kamu sendiri?" Mereka men­jawab: "Tentu, ya Rasulullah!" Beliau bersabda lagi: "Barang­siapa yang memandang aku sebagai pemimpinnya (maula), maka Ali adalah pemimpinnya. Ya Allah, pimpinlah orang yang menjadikannya pemimpin, dan musuhilah orang yang memusuhinya; tolonglah orang yang menolongnya dan hina­kanlah orang yang menghinakannya. " Hadis ini jelas mutawatir, dan disepakati keshahihannya, di samping juga ada riwayat (lain) dalam Shahih Muslim yang menunjuk kepada fakta ini. Hanya saja, dalam riwayat Muslim, wasiat­nya ditujukan kepada Ahli Bait a.s. Shahih Muslim, Kitab AZ-Fadha'il (keutamaan-keutamaan), bab fadha'il Ali bin Abi Thalib (r.a.), halaman 362, terbitan Isa Al-Halabi; juz VII, halaman 122, terbitan Muhammad Ali Shahih: Dari Zaid bin Arqam, dia berkata: "Rasulullah saw. pada suatu hari berdiri dan berkhutbah kepada kami di tempat air yang disebut Khum , antara Makkah dan Madinah.1 Seraya beliau memuji dan mengagungkan Allah, serta memberi wejangan (dzikr). Lalu beliau bersabda:

"Amma ba'du. Ingatlah wahai manusia, karena sesungguhnya aku hanyalah seorang manusia. Segera utusan Tuhanku akan datang dan aku akan segera menjawabnya (wafat). Aku tinggalkan pada kalian tsaqalain: pertama, Kitab Allah yang berisi petunjuk dan cahaya, maka ambillah dan peganglah erat-erat Kitab Allah itu, perhatikanlah dan cintailah ia.'

Selanjutnya, beliau bersabda:

'Dan, (kedua), Ahli Baitku. Semoga Allah mengingatkan kamu kepada Ahli Baitku. Semoga Allah mengingatkan kamu kepada Ahli-Bait­ku'. "

Secara maknawi, hadis Ghadir ini diriwayatkan di dalam Shahih Al-Tirmidzi (V:297-379); Sunan Ibnu Majah (I:94-95); Mustadrak Hakim (III:110); Musnad Ahmad bin Hambal (I:88); Tarikh Kabir al-Bukhari (I:375); dan lain-lain.

Sebab turunnya ayat tersebut berkenaan dengan Ali bin Abi Thalib (a.s.), sebagaimana banyak dikemukakan oleh para ulama, seperti Al-Wahidi dalam Asbabun-Nuzul-nya, terbitan Su'udiah - Riyadh, Dar al-Qiblat, halaman 195; juga dalam tafsir Fakhrurrazi (XII:298), cetakan Beirut, terbitan Mesir; dan lain-lain.

2. Katakanlah: "Siapa yang dapat melindungi kamu (ya'shi­mukum) dari (takdir) Allah jika Dia menghendaki bencana atasmu. ..... (Al-Ahzab: 17).
3. Anaknya menjawab: "Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memeliharaku (ya'shimuni) dari air bah"...... (Hud: 43).
4. Kecuali orang-orang yang bertaubat dan mengadakan per­6aikan dan berpegang teguh (wa'tashimu) kepada (agama) Allah dan tulus ikhlas mengerjakan agama mereka karena Allah. ..... (An-Nisa: 146).
5. Adapun orang-orang yang beriman kepada Allah dan ber­pegang teguh (wa'tashimu) kepada (agama)-Nya, niscaya Allah akan memasukkan mereka ke dalam rahmat-Nya yang besar ..... (An-Nisa: 175)
6... Barangsiapa yang berpegang teguh (ya'tashim) kepada (agama) Allah, maka sesungguhnya ia telah diberi petunjuk kepada jalan yang lurus. (Ali Imran: 101)
7. Dan berpeganglah kamu semua (wa'thshimu) kepada (tali) Allah dan janganlah kamu bercerai berai . .. (Ali Imran: 103).
8..... maka dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu (wa'tashimu) kepada tali Allah. Dan adalah pelindungmu ..... (Al-Hajj: 78).
9..... dan sesungguhnya aku telah menggoda dia untuk me­nundukkan dirinya (kepadaku) akan tetapi dia menolak (wa'tashim) (Yusuf: 32)
10..... dan mereka ditutupi kehinaan. Tidak ada bagi mereka seorang pelindung pun dari (azab) Allah ('ashim) . . . (Yunus: 27)
11..... berkata: "Tidak ada yang melidungi ('ashim) pada hari ini dari azab Allah kecuali diberi rahmat ..... (Hud: 3).
12. (Yaitu) dari (ketika) kamu (lari) berpaling ke belakang, tidak ada bagimu seorang pun yang menyelamatkan kamu ('ashim) dari (azab) Allah . . . (Ghafir: 33).

Duabelas Khalifah Dari Keluarga Muhammad saw.
Kata ali (keluarga) yang disandarkan kepada nama-nama ter­puji, seperti keluarga Ibrahim, keluarga Imran tidaklah disandarkan kepada nama-nama jelek seperti keluarga Fir'aun. Kata tersebut disebut sebanyak duabelas kali sesuai dengan jumlah Imam dari keluarga Muhammad saw. yang diawali dengan Imam Ali a.s. dan diakhiri dengan Imam Al-Mahdi a.s. Keduabelas kata tersebut adalah sebagai berikut:

1..... Di dalamnya terdapat ketenangan dari Tuhanmu dan sisa dari peninggalan keluarga (ali) Musa. ..... (AI-Baqarah: 248)
2..... Dan keluarga (ali) Harun; tabut itu dibawa oleh malaikat ..... (Al-Baqarah: 248).
3. Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, dan keluarga (ali) Ibrahim ..... (Ali Imran: 33).
4..... Dan keluarga (ali) Imran melebihi segala umat (di masa mereka masing-masing). (Ali-Imran: 33).
5..... Sesungguhnya Kami telah memberikan Kitab dan Hikmah kepada keluarga (ali) Ibrahim ..... (Al-Nisa: 54).
6..... Dan disempurnakan-Nya nikmat-Nya kepadamu dan kepada keluarga (ali) Ya'qub ..... (Yusuf: 6).
7. Kecuali keluarga (ali) Luth beserta pengikut-pengikutnya. Sesungguhnya Kami akan menyelamatkan semuanya. (Al­Hijr: 59).
8. Maka tatkala datang pura utusan kepada kaum (ali) Luth (AI-Hijr: 61)
9. yang akan mewarisi aku dan mewarisi sebahagian keluarga (ali) Ya'qub; dan jadikanlah ia, ya! Tuhanku, sebagai orang yang diridhai. (Maryam: 6)
10..... "Usirlah Luth beserta keluarganya (ali) dari negerimu; sesungguhnya mereka itu adalah orang-orang yang (mendakwakan dirinya) bersih. (Al-Naml: 56).
11..... Bekerjalah hai keluarga (ali) Daud agar (kamu) bersyukur (kepada Allah) dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang beriman bersih. (Saba
': 13).
12. Sesungguhnya Kami telah menghembuskan kepada mereka angin yang membawa batu-batu (yang menimpa mereka), kecuali keluarga (ali) Luth. Mereka Kami selamatkan di waktu fajar belum menyingsing. (AI-Qamar: 34).

Bilangan Kata "Malik"
Kata malik dengan pengertian penguasa, disebut 12 kali, sebanyak jumlah Khalifah setelah Rasulullah saw., yaitu dalam ayat-ayat berikut:

1. Raja (malik) berkata (kepada orang-orang terkemuka dari kaumnya): "Sesungguhnya aku bermimpi melihat tujuh ekor sapi betina yang gemuk-gemuk dimakan oleh tujuh ekor sapi yang kurus-kurus ..... (Yusuf: 43).
2. Raja (malik) berkata: "Bawalah dia kepadaku," maka ketika utusan itu datang kepada Yusuf, berkatalah Yusuf: "Kembalilah kepada tuanmu ..... (Yusuf: 50).
3. Dan Raja (malik) berkata: "Bawalah Yusuf kepadaku, agar aku memilih dia sebagai orang yang rapat kepadaku. " (Yusuf: 54).
4. Penyeru-penyeru itu berkata: "Kami kehilangan piala raja (malik), dan siapa yang dapat mengembalikannya akan memperoleh bahan makanan (seberat beban unta) ..... (Yusuf: 72).
5. ..... Tiadalah patut Yusuf menghukum saudaranya menurut undang-undang raja (malik), kecuali Allah menghendakinya ..... (Yusuf: 76).
6..... Karena di hadapan mereka ada seorang raja (malik) yang merampas setiap bahtera. (Al-Kahfi: 79).
7..... Yaitu ketika mereka berkata kepada seorang Nabi mereka: ",4ngkatlah untuk kami seorang raja (malik) supaya kami berperang (di bawah pimpinannya) di jalan Allah. (Al-Baqarah: 246).
8. Nabi mereka mengatakan kepada mereka: "Sesungguhnya Allah telah mengangkat Thalut menjadi rajamu (malaka)." (Al-Baqarah: 247).
9. Dia berkata: "Sesungguhnya raja-raja (al-muluk) apabila memasuki suatu negeri niscaya mereka membinasakannya ..... (Al-Naml: 34).
10..... lngatlah nikmat Allah atasmu ketika Dia mengangkat nabi-nabi di antara kamu, dan dijadikan-Nya kamu orang­orang merdeka (mulukan) ..... (Al-Maidah: 20).
11. Mereka berseru: "Hai Malik! biarlah Tuhanmu membunuh kami saja". Dia menjawab: "Kamu tetap akan tinggal (di neraka ini)" (Al-Zukhruf: 77).
12. Dan apakah mereka tidak melihat bahwa sesungguhnya Kami telah menciptakan binatang ternak untuk mereka, yaitu terbagi dari apa yang telah Kami ciptakan dengan kekuasaan kami sendiri, lalu mereka menguasainya (malikun). (Yasin: 71).

'Amil (Pelaksana Pemerintahan)
Kata 'amil (pelaksana pemerintahan), bentuk tunggal maupun jamak, disebutkan 12 kali, sesuai dengan jumlah khalifah setelah Rasulullah saw., dalam ayat-ayat berikut:

1..... "Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang yang beramal ('amil) di antara kamu, baik laki-laki atau perempuan ..... (Ali Imran: 195).

2. Katakanlah: "Hai Kaumku, berbuatlah menurut kemampuanmu, sesungguhnya aku berbuat pula ('amil) ..... (Al-An'am: 135).

3. Dan (dia berkata): "berbuatlah menurut kemampuanmu, sesungguhnya aku pun akan berbuat ('amil) ..... (Hud: 39).

4. Katakanlah: "Hai kaumku, bekerjalah sesuai dengan keadaanmu, sesungguhnya aku akan bekerja (pula) ('amil) . . . (Al-Zumar: 39).

5. Dan katakanlah kepada oran,q-orang yang tidak beriman, berbuatlah menurut kemampuanmu; sesungguhnya kami pun berbuat (pula) ('amil). (Hud: 121).

6..... Dan mereka banyak mengerjakan pekerjaan-pekerjaan buruk selain daripada itu, mereka tetap mengerjakannya ('amil) (Al-Mukminun: 63).

7. Untuk kemenangan serupa ini hendaklah berusaha orang­orang yang bekerja ('amilun) (Al-Shafat: 61).

8..... Dan di antara kami dan kamu ada dinding, maka bekerjalah kamu, sesungguhnyn kami juga bekerja ('amilun) (Fushilat: 5).

9..... Sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal ('amilin) (Ali Imran: 136).

10. Sesungguhnya zakat itu, hanyalah bagi orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat ('amil) ..... (Al­Taubah: 60).

11..... Yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, mereka kekal di dalamnya. Itulah sebaik-baik pembalasan bagi orang-orang yang berramal ('amilin) (Al-Ankabut: 58).

12..... Sedang kami menempati tempat dalam surga, di mana saja yang kami kehendaki: Maka surga itulah sebaik-baik balasan bagi orang yang beramal ('amilin) (Al-Zumar: 74).


Duabelas orang Yang Diangkat (Al-Mujtabun)
Kata kerja ijtaba (mengangkat/memilih) berikut turunan katanya disebut 12 kali dalam AI-Quran, sebanding dengan 12 Imam yang ditetapkan oleh Allah SWT. Yaitu dalam ayat-ayat ber­ikut:

1..... Dia telah memilih kamu (ijtabakum) dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama, suatu kesempitan .....(Al-Haj: 78).

2. (Bagi) yan,q mensyukuri nikmat-nikmat Allah, Allah telah memilihnya (ijtabahu) dan menunjukkan kepada jalan yang lurus. (Al-Nahl: 121).

3. Kemudian Tuhannya memilihnya (ijtabahu), maka Dia me­nerima taubat serta memberi petunjuk. (Thaha: 122).

4. Lalu Tuhannya memilihnya (ijtabahu) dan menjadikan ter­masnk orang-orang saleh. (Al-Qalam: 50).

5. Dan apakah Kami tidak meneguhkan kedudukan mereka dalam daerah yang sama, yang didatangkan (yujba) ke tempat itu buah-buahan dari segala macam (tumbuhan) ..... (Al­Qashash: 57).

6. Dan apabila kamu tidak membawa suatu ayat AI-Quran kepada mereka, mereka berkata: "Mengapa tidak kamu buat sendiri ayat itu (ijtabaitaha)?" (Al-A'raf: 203).

7..... dan dari keturunan Ibrahim dan Israil, dari orang-orang yan,q telah Kami beri petunjuk dan telah Kami pilih (ijtabaina) ..... (Maryam: 58).

8..... dan kami telah memilih mereka (ijtabanahum) (untuk menjndi nabi-nabi dan rasul-rasul) dan Kami menunjuk mereka ke jalan yang lurus. (Al-An'am: 87).

9..... Akan tetapi Allah memilih (yajtabi) siapa yang dikehendaki-Nya di antara rasul-rasul-Nya ... (Ali lmran: 179).

10..... Allah menarik (yajtabi) kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang kembali kepada-Nya. (Al-Syura: 13).

11. Dan demikianlah, Tuhanmu telah memilih kamu (yajtabika) (untuk menjadi nabi) serta mengajari kamu sebagian dari ta'bir mimpi-mimpi ..... (Yusuf: 6).

12. Para jin itu membuat untuk Sulaiman apa yang dikehendakinya dari gedung-gedung yang tinggi dan patung-patung dan piring-piring yang (besarnya) seperti kolam (kal jawaabi) ..... (Saba': 13).


Bilangan Kata "AI-Abrar"
Kata al-birr dari kata al-abrar (baik), bukan dari kata al-baru (daratan), berikut turunan katanya disebut sebanyak 12 kali sama seperti Khalifah setelah Rasulullah saw. Yaitu dalam ayat-ayat berikut :

1..... Tuhan kami, ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami, dan wafat­kanlah kami bersama orang-orang yang berbuat baik (al­abrar) (Ali Imran: 193).

2..... sebagai tempat tinggal (anugerah) dari Allah. Dan apa yang di sisi Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang berbakti (al-abrar). (Ali Imran: 198).

3. Sesungguhnya orang-orang yang berbuat baik (al-abrar) itu minum dari gelas berisi minuman yang campurannya adalah air kapur. (Al-Insan: 5).

4. Sesungguhnya orang-orang yang banyak berbakti (al-abrar), benar-benar berada dalam surga yang penuh dengan kenikmatan. (Al-Infithar: 13).

5. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya kitab orang-orang berbakti itu (al-abrar) (tersimpan) di ‘Illiyyin. (Al-Muthafifin: 18).

6. Sesungguhnya orang-orang berbakti itu (al-abrar) benar-benar berada dalam kenikmatan yang besar (surga). (AI-Muthaffifin: 22).

7. Janganlah kamu jadikan (nama) Allah dalam sumpahan sebagai penghalang untuk berbuat kebajikan (taburru), bertakwa ..... (Al-Baqarah: 224).

8..... Dan tidak pula mengusir kamu dari negerimu, untuk kamu berbuat baik (tabarruhum) dan adil kepada mereka. (Al-Muhshonat: 8).

9. Sesungguhnya kami dahulu menyembah-Nya. Sesungguhnya Dialah yang melimpahkan kebajikan (al-barru) lagi Maha Penyayang .(Al-Thur: 28).

10. Dan seorang yang berbakti (barran) kepada dua orang tuanya dnn bukanlah ia orang yang som6ong lagi durhaka. (Maryam: 14).

11. Dan berbakti (barran) kepada ibuku dan dia tidak menjadi­kan aku seorang yang sombong lagi celaka. (Maryam: 32).

12. Yang mulia lagi berbakti (baruah) (Abasa: 16).

Bilangan Kata "Syi'ah"
Kata syi'ah (pengikut) berikut turunan katanya dalam Al­Quran disebutkan 12 kali, suatu jumlah yang sesuai dengan banyaknya Khalifah Rasulullah saw. Dan yang diketahui, golongan ini adalah satu-satunya yang mengaku konsisten dengan manhaj para Imam yang duabelas dari ahli Bait Muhammad saw. Mengenai ini tercantum pada ayat-ayat berikut:

1. Dan sesungguhnya Ibrahim itu benar-benar termasuk golongannya (syi'atihi) (Nuh). (Al-Shafat: 83).

2..... Maka didapatinya di dalam kota itu dua orang laki-laki yang berkelahi; yang seorang dari golongannya (syi'atihi) dan seorang lagi dari musuhnya (kaum Fir aun) ..... (AI­Qashash: 15).

3..... maka orang dari golongannya (syi'atihi) meminta pertolongan kepadanya untuk mengalahkan orang dari musuh­nya. (Al-Qashash: 15).

4. Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan yang amat keji itu tersiar (tasyi'a) di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih ..... (Al-Nur: 19).

5. Kemudian pasti akan Kami tarik dari tiap-tiap golongan (syiah) siapa di antara mereka yang sangat durhaka kepada Tuhan yang Maha Pemurah. (Maryam: 69).

6. Dan sesungguhnya Kami telah mengutus beberapa Rasul sebelum kamu kepada umat-umat (syi'i) terdahulu (Al-Hijr: 10).

7. ...... Dia mencampurkan kamu dalam golongan golongan (syia'an) yang saling bertentangan, dan merasakan kepada sebagian kamu keganasan sebahagian yang lain ..... (Al­An'am: 65).

8. Sesungguhnya orang-orang yang memecah-belahkan agama­nya dan mereka menjadi beberapa golongan (syia'an) tidak ada sedikit pun tanggung jawab kamu terhadap mereka ..... (Al-An'am: 159).

9. Sesungguhnya Fir'aun telah berbuat sewenang-wenang di muka bumi, dan menjadikan penduduknya berpecah-belah (syia'an) ...... (Al-Qashash: 4).

10. Yaitu orang-orang yang memecak-belahkan agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan (syia'an) ..... (Al­Rum: 32).

11. Dan sesungguhnya Kami telah binasakan orang yang serupa dengan kamu (asyya'akum), maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran. (Al-Qamar:51).

12. Dan dihalangi antara mereka dengan apa yang mereka ingin, sebagaimana yang dilakukan terhadap orang-orang yang serupa dengan mereka (asyya'ahum) pada masa dulu ..... (Saba': 54).


Bintang-Bintang Keluarga Muhammad Ada Duabelas
Mengenai hal ini, terdapat sebuah hadis yang dikemukakan oleh banyak penulis kitab shahih, yaitu sabda Rasulullah saw.: 'Bintang-bintang adalah pengaman bagi penduduk bumi dari keterjerumusan, dan ahli Baitku adalah pengaman bagi umatku dari keterpecah-belahan; dan apabila satu qabilah Arab menentang­nya, maka mereka akan berpecah-belah dan mereka akan menjadi partai Iblis." Hadis ini dikeluarkan oleh Al-Hakim dalam Al­Mustadrak, (II:448; III:457); dalam Shawa'iq Al-Muhsiqah, Ibn Hajr: 150, 185, 233, 234 terbitan Muhammadiyah Mesir; dan dalam Kanz al-'Ummal, Musnad Ahmad bin Hambal (V:92).

Ibn Hajr Al-Syafi'i, mengomentari hadis "Ahli Baitku adalah keamanan bagi umatku ", berpendapat: "Mungkin yang dimaksudkan dengan Ahli Bait adalah pengaman bagi umatku' adalah para ulama mereka, sebab mereka yang memberikan petunjuk kepada semua bagaikan bintang-gemintang, dan jika mereka lenyap, maka penduduk bumi akan menemui apa (ayat-ayat) yang dijanjikan kepada mereka. Hal itu terjadi ketika datangnya AI-Mahdi, berdasarkan berbagai hadis bahwa Isa a.s. akan shalat di belakang (Al-Mahdi) dan akan membunuh Dajjal."

Dalam Al-Quran, kata naim (bintang) dan nujum disebut sebanyak duabelas kali, yakni pada ayat-ayat :

1. Dan Dia ciptakan tanda-tanda (penunjuk jalan). Dan dengan bintang-bintang (najmi) itulah mereka mendapat petunjuk. (An-Nahl: 16).

2. Demi bintang (wannajmi) ketika terbenam ..... (An-Najm: 1).

3. ..... (yaitu) bintang (najmu) yang cahayanya menembus ..... (Ath-Thariq: 3).

4. Dan Dia-lah yang menjadikan bintang-bintang (nujum) bagimu .....(Al-An'am: 97).

5. ..... dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan, dan bintang­bintang (nujuum), masing-masing tunduk kepada perintah­Nya. (Al-A'raaf: 54).

6. Dan bintang-bintang (nujuum) itu ditundukkan (untukmu) dengan perintah-Nya. (An-Nahl: 12).

7..... kepada Allah bersujud apa yang ada di langit, di bumi, matahari, bulan, bintang-bintang (nujuum), gunung, pohon­-pohonan ..... (Al-Hajj: 18).

8. Lalu ia memandang sekali pandang ke bintang-bintang (nujuum). (Ash-Shaffaat: 88).

9. Dan bertasbihlah kepada-Nya pada beberapa saat di malam hari dan di waktu terbenam bintang-binang (nujuum) di waktu fajar. (At-Thur: 49).

10. Maka aku bersumpah dengan masa turunnya bagian-bagian Al-Quran (mawaqti al-nujum). (Al-Waqi'ah: 75).

11. Maka apabila bintang-bintang (nujuum) dihapuskan. (Al­Mursalat: 8).

12. Dan apabila bintang-bintang (nujuum) berjatukan. (Al­Takwit: 2).

Kata najm ini terdapat pula di dalam firman Allah: "Dan tumbuh-tumbuhan (najmi) dan pohon-pohonan, kedua-duanya tunduk kepadanya. (Al-Rahman: 6). Hanya saja yang dimaksud dengan najm di sini bukan bintang yang ada di langit, melainkan najm dalam arti tumbuhan.


Tujuh Puluh Dua Firqah Yang Sesat
Umat Islam telah sepakat bahwa Rasulullah saw. telah menga­takan dalam sebuah hadis yang matan-nya diriwayatkan dengan berbagai riwayat yang maknanya tidak jauh berbeda:

"Bani Israil, setelah Musa, pecah menjadi 71 firqah yang semuanya akan masuk neraka kecuali satu. Dan Nasrani, sepeninggal Isa, pecah menjadi 72 firqah; semuanya masuk neraka kecuali satu firyah. Dan umat ini (Islam) bakal pecah menjadi 73 firqah; semuanya masuk neraka kecuali satu firqah saja.

Dalam tafsir Al-Durr Al-Mantsur, Al-Suyuthi, juga dalam Al-Mizan (VIII:368), ketika menafsirkan firman Allah SWT:


Dan di antara yang Kami ciptakan ialah satu umat yang mem­beri petunjuk dengan hak, dan dengannya (pula) mereka berhua[ (adil) menegakkan hak.


Menurut riwayat mengenai firqah yang selamat dari kalangan Bani Israil, Imam Ali a,s. menjelaskan:

"Sungguh sepeninggal Musa telah terjadi 71 firqah; semuanya masuk neraka, kecuali satu firqah. Maka Allah SWT berfirman: 'Dan dari kaum Musa ada umat yang mendapat petunjuk dengan hak serta menegakkannya.' Adapun mengenai orang-orang Nasrani, maka Allah berfirman: '. . . dan di antara mereka ada umat yang pertengahan.' Umat inilah yang selamat. Sedangkan bagi kita, Allah berfirman: 'Dan di antara yang Kami ciptakan adalah satu umat yang berpetunjuk dengan hak serta menegakkannya.' Maka umat inilah yang selamat dari kalangan umat Islam."

Ringkasnya, firqah yang masuk neraka dari umat ini ada 72 buah. Dalam Al-Quran, kata firqah berikut turunan katanya disebut sebanyak 72 kali. Jadi sesuai dengan banyaknya flrqah yang menyimpang dari agama yang benar, yang diajarkan oleh Rasulullah saw. Mereka telah menjadi golongan-golongan yang menyalahi perintah Allah SWT agar berpegang erat kepada tali-Nya yang membentang dari langit ke bumi, yaitu AI-Quran AI-Karim, dan penegak AI-Quran, yaitu Ahli Bait Rasulullah saw. Rasulullah memerintahkan umat agar berpegang erat kepada mereka bersama Al-Quran. Rasulullah saw. bersabda:

"Sesungguhnya aku tinggalkan di antara kalian sesuatu yang jika kalian memegangnya erat-erat, maka kalian tidak akan sesat sepeninggalku; salah satunya lebih agung dari yang lainnya, yaitu Kitab Allah yang merupakan tali Allah yang membentang dari langit ke bumi, dan keturunan suciku ('ltrati), yaitu Ahli Baitku. Keduanya tidak akan pernah berpisah, hingga keduanva kembali ke haud. Maka lihatlah (perhatikanlah) bagaimana kalian akan menentangku dalam keduanya."
(HR. Turmudzi, dalam Shahih-nya, juz V, hal. 329, hadis no. 3876, terbitan Dar al-Fikr, Mesir; Kanz al-'Ummal, I;154; Mu’jam al-Shaghir, Thabrani, I:135; Usad al-Ghabah fi Ma'rifat al-Shahabah, I:12; dll).

Kata firqah berikut turunan katanya dalam Al-Quran, disebutkan pada ayat-ayat berikut:

1. "Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai­berai (tafarraqu) dan berselisih setelah datang keterangan kepada mereka ..... " (Ali Imran: 105).

2. Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah-belah (tafarraqu) melainkan setelah datangnya pengetahuan kepada mereka karena kedengkian antara mereka ..... (AI-Syura: 14).

3..... dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan (tafarraqa) kamu dari jalan-Nya . . . (AI-An'am: 153).

4. Dan berpeganqlah kamu semua kepada tali (agama) Allah dan janganlah kamu bercerai-berai (tafarraqu) ... (Ali Imran: 103).

5. ..... yaitu, tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah­belah (tafarraqu) tentangnya ..... (Al-Syura: 13).

6. Jika keduanya bercerai (yatafarraqa), maka Allah akan mem­berikan kecukupan kepada masing-masing dari limpahan karunia-Nya ..... (An-Nisa: 130).

7. Dan ingatlah ketika Kami belah (faraqu) laut untuk engkau, lalu Kami selamatkan engkau dan Kami tenggelamkan (Fir'aun) berikut pengikut-pengikutnya ..... (Al-Baqarah: 50).

8. Dan Al-Quran itu telah Kami turunkan berangsur-angsur (faraqnahu) agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian demi bagtan. (AI-Isra: 106).

9..... padahal mereka bukanlah dari golonganmu, akan tetapi mereka adalah orang-orang yang sangat takut (kepadamu) (yafriqun) (AI-Taubah: 56).

10...... ebab itu pisahkanlah (fariqu) antara kami dengan orang­orang yang fasik itu. (Al-Maidah: 25).

11..... Sesungguhnya aku khawatir bahwa kamu akan berkata kepadaku: 'Kamu telah mencerai-beraikan (faraqta) di antara orang-orang Bani Israil, dan kamu tidak memelihara amanat­ku. " (Thaha: 94).

12. Pada malam itu dijelaskan (yufraqu) segala urusan yang penuh hikmah, (Al-Dukhan: 4).

13. Sesungguhnya orang-orang yang memecah-belah (farraqu) agamanya dan mereka menjadi berkelompok-kelompok, tidak ada sedikit pun tanggung jawabmu terhadap mereka ..... (Al-An'am: 159).

14. Yaitu orang-orang yang memecah-belah (farraqu) agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan ..... (Al­Rum: 32).

15. ..... Kami tidak membeda-bedakan (tafruqu) seorang pun di antara mereka, dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya. (Al-Baqarah: 136).

16..... Kami tidak membeda-bedakan (nufarriqu) seorang pun (dari lainnya) dari rasul-rasul-Nya. (AI-Baqarah: 285).

17..... Kami tidak membeda-bedakan (nufarriqu) seorang di antara mereka dan hanya kepada-Nya kami berserah diri. (Ali Imran: 84).

18..... dan bermaksud memperbedakan (yufarriqu) antara Allah dan rasul-rasul-Nya ..... (AI-Nisa: 150).

19. Orang-orang yang beriman kepada Allah dan kepada rasul­Nya dan tidak membedakan (yufarriqu) seseorang pun di antara mereka ..... (Al-Nisa: 152).

20..... maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengannya (sihir), mereka dapat menceraikan (yufarri­quna) antara seorang (suami) dengan istrinya ..... (Al-Baqarah: 1_02).

21..... maka rujukkanlah mereka dengan baik atau lepaskanlah mereka (fariquhunna) dengan baik. (Al-Thalaq: 2).

22. Dan tidaklah berpecah-belah (tafarraqu) orang yang didatang­kan (kepada mereka) Al-Kitab melainkan sesudah datang kepada mereka bukti yang nyata. (Al-Bayyinah: 4).

23. Dan pada hari terjadinya kiamat, di hari itu mereka (manusia) bergolong-,qolongan ( yatafarraqun). (Al-Rum: 14)

24. Dan (malaikat-malaikat) yang membedakan (fariqati) (antara yang hak dengan yang bathil) dengan sejelas jedasnya. (AI­Mursalat: 4).

25. Maka berbelahlah lautan itu, dan tiap-tiap belahan (firqun) adalah seperti gunung yang besar. (AI-Syu'ara: 63).

26..... Mereka tidak pergi dari tiap-tiap golongan (firqah) di antara mereka untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama ...... (AI-Taubah: 122).

27. Khidir berkata: "Inilah perpisahan (firaqi) antara aku dengan kamu ..... " (.ql-Kahfi: 78).

28. Dan dia yakin bahwa sesungguhnya itulah waktu perpisahan (dengan dunia) (firqan) (Al-Qiamah: 28).

29. Dan (malaikat-malaikat) yang membedakan (antara yang hak dengan yang bathil) dengan sejelas-jelasnya (farqa) (AI-Mursalat: 4)

30. ..... padahal segolongan (fariqun) dari mereka mendengar firman Allah ..... (Al-Baqarah: 75).

31. Patutkah (mereka ingkar terhadap ayat-ayat Allah) dan setiap kali mereka mengingkari janji, segolongan (fariqun) mereka melemparkannya ..... (Al-Baqarah: 100).

32. ..... sebagian orang-orang (fariqun) yang diberi Kitab (Taurat) melemparkan Kitab Kitab-kitab Allah ke belakang (punggungnya) ..... (AI-Baqarah: 101).

33..... kemudian sebagian (fariqun) mereka berpaling, dan mereka selalu membelakangi (kebenaran). (Ali Imran: 23).

34..... setelah diwajibkan kepada mereka berperang, tiba-tiba sebagian (fariqun) mereka (golongan munafik) takut kepada manusia (musuh ) seperti takutnya kepada Allah. (AI-Nisa: 77).

35..... setelah hati segolongan (fariqun) dari mereka hampir berpaling ..... (AI-Taubah: 177),

36. Kemudian apabila Dia telah menghilangkan kemudharatan itu daripada kamu, tiba-tiba sebagian (fariqun) dari kamu mempersekutukan Tuhannya (dengan yang lain). (AI-Nahl: 54).

37. Sesungguhnya ada segolongan (fariqun) dari hamba-hamba-­ku berdoa (di dunia): Ya Tuhan kami, kami telah beriman. ..... (AI-Mukminun: 109).

38..... kemudian sebagian (fariqun) dari mereka berpaling setelah itu ..... (AI-Nur: 47).

39. Dan apabila mereka dipanggil kepada Allah dan Rasul-Nya, agar rasul menghukum (mengadili ) di antara mereka, tiba-tiba sebagian (fariqun) mereka menolak untuk datang. (An-Nur: 48).

40..... Kemudian apabila Tuhan merasakan kepada mereka barang sedikit rahmat daripadanya, tiba-tiba sebagian (fariqun) dari mereka mempersekutukan Tuhannya. (Al­Rum: 33).

41..... Dan sebagian (fariqun) mereka meminta izin kepada Nabi (untuk kembali pulang) dengan berkata: "Sesungguhnya rumah-rumah kami terbuka (tidak ada yang menjaga) ..... (AI-Ahzab: 13).

42..... Serta memberi peringatan (pula) tentang hari berkumpul (kiamat) yang tidak ada keraguan padanya. Segolongan (fariqum) masuk surga dan segolongan masuk neraka. (Al­Syuura: 7 ).

43..... Dan segolongan (fariqun) masuk neraka. (Al-Syura: 7).

44..... Dan mengusir segolongan (fariqun) daripada kamu dari kampung halamannya ..... (Al-Baqarah: 85).

45. Apakah setiap datang kepadamu Rasul membawa sesuatu (pelajaran ) yang tidak sesuai dengan keinginanmu lalu kamu menyombongkan (diri), maka beberapa orang (fariqan) di antara mereka kamu dustakan ..... (Al-Baqarah: 87).

46..... Dan beberapa orang (fariqan) (yang lain) kamu bunuh ..... (Al-Baqarah: 87).

47...... Dan sesungguhnya sebagian (fariqun) di antara mereka menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui. (Al-Baqarah: 146).

48..... Supaya kamu dapat memakan sebagian (fariqan) dari harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa ... (AI-Baqarah: 188).

49. Sesungguhnya di antara mereka ada segolongan (fariqan) yang memutar-mutar lidahnya membawa Al-Kitab ..... (Ali Imran: 78).

50..... jika kamu mengikuti sebagian (fariqan) orang-orang yang diberi Al-Kitab, niscaya mereka akan mengembalikan kamu menjadi orang kafir sesudah kamu beriman. (Ali Imran: 100).

51..... Tetapi setiap hali datang seorang Rasul kepada mereka dengan apa yang tidak diinginkan oleh hawa nafsu mereka, (maka) sebagian (fariqan) dari rasul-rasul itu mereka dustakan . ..... (Al-Maidah: 70).

52..... Dan sebagian (fariqan) yang lain mereka bunuh. (Al­Maidah: 70).

53. Sebagian (fariqan) diberinya petunjuk ..... (Al-A'raf: 30).

54..... Dan sebagian (fariqan) lagi telah pasti kesesatan bagi mereka ..... (Al-A'raf: 30).

55..... padahal sesungguhnya sebagian (fariqan) dari orang­-orang yang beriman itu tidak menyukainya. (Al-Anfal: 5).

56..... Dan Dia memasukkan perasaan takut ke dalam hati mereka. Sebagian (fariqan) mereka kamu bunuh ..... (Al­Ahzab: 26).

57..... Dan sebagian (fariqan) yang lain kamu tawan. (Al-Ahzab: 26)..

58. Dan sesungguhnya iblis telah dapat membuktikan sangkaan kepada mereka lalu mereka mengikutinya, kecuali sebagian (fariqan) dari orang-orang yang beriman. (Saba': 20).

59..... Tetapi tiba-tiba mereka (jadi) dua golongan (fariqani) yang bermusuhan. (Al-Naml: 45).

60..... Maka manakah di antara kedua golongan (fariqaini) itu yang lebih berhak mendapatkan keamanan (dari malapetaka), jika kamu mengetahui. (Al-An'am: 81).

61..... Perbandingan kedua golongan (fariqaini) itu (orang-orang kafir dengan orang-orang mukmin ) seperti orang buta dengan orang tuli yang dapat melihat dan mendengar ..... (Hud: 24).

62..... Niscaya orang-orang kafir berkata kepada orang-orang yang beriman: "Manakah di antara kedua golongan (fariqaini) (kafir dengan mukmin) yng lebih baik tempat tinggalnya ..... (Maryam: 73).

63. Dan (ingatlah) ketika Kami berikan kepada Musa AI-Kiiab (Taurat) dan keterangan yang membedakan (furqan) antara yang benar dengan yang salah agar kamu mendapatkan petunjuk. (Al-Baqarah: 53).

64..... Sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (fuqan) (antara yang hak dengan yang bathil) ..... (Al-Baqarah: 185).

65. Sebelum AI-Quran menjadi petunjuk bagi manusia, dan Dia menurunkan AI-Furqan ..... (Ali-Imran: 4).

66..... Dan yang Kami tusunkan kepada hamba Kami (Muham­mad) di hari furqan, yaitu di hari bertemunya dua pasukan . . . (Al-Anfal: 41).

67. Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Musa dan Harun al-furqan dan penerangan serta pengajaran bagi orang-orang yang bertakwa. (Al-Anbiya: 48).

68. Mahasuci Allah yang telah menurunkan AI-Furqan (Al­-Quran) kepada hamba-Nya, agar Dia memberi peringatan kepada seluruh alam, (Al-Furqan: 1).

69. Hai orang-orang yang beriman. Jika kamu bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan memberimu furqan. . . (AI-Anfal: 29).

70. Dan (di antara orang-orang munafik itu) ada yang mendirikan masjid untuk menimbulkan kemudharatan (orang-orang mukmin) dan karena kekafirannya, dan uniuk memecah­belah (tafriqan) di antara orang-orang mukmin ..... (AI­Taubah: 107).

71. ..... Manakah yang lebih baik, tuhan-tuhan yang bermacam­macam (mutafarriyun) itu ataukah Allah Yang Maha Esa dan Maha Perkasa? (Yusuf: 39).

72..... Dan masuklah kalian dari pintu-pintu gerbang yang ber­lain-lainan (mutafarriqah) ..... (Yusuf: 67).


Dua Belas Orang Rahib
Kata ruhban (bentuk jamak dari rahib, orang suci) berikut kata turunannya disebut dua belas kali dalam Al-Quran, Jumlah ini sesuai dengan jumlah orang-orang suci dari keluarga Muhammad saw. Kedua belas kata tadi tercantum pada ayat-ayat berikut:

1..... Dan dalam tulisannyn terdapat petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang takut (yarhabun) kepada Tuhannya. (AI-A'raf: 154).

2..... Niscaya Aku penuhi janji-Ku kepadamu; dan hanya kepada-Kulah kamu harus takut (farhabun), (AI-Baqarah: 40).

3..... Sesungguhnya Dia-lah Tuhan Yang Maha Esa, maka hendaklah kepada-Ku saja kamu takut (farhabun) (Al-Nahl: 51).

4.....(Yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan (tarhabu) musuh Allah dan musuh kamu dan orang-orang selain mereka ..... (Al-Anfal: 60).

5..... Dan menjadikan orang banyak itu takut (istarhabuhum), serta mereka mendatangkan sahir yang besar (menakjubkan) (Al-A'raf: 116).

6..... Dan dekapkanlah kedua tanganmu (ke dadamu) bila ketakutan (rahbu), maka yang demikian itu dua mu’jizat dari Tuhan ..... (Al-Qashash: 32).

7. Sesungguhnya kamu dalam hati mereka lebih ditakuti (rahbatu) daripada Allah ..... (AI-Hasyr: 13).

8..... Sesungguhnya mereka adalah orang-orang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas (rahba) ..... (Al-Anbiya: 90).

9..... Sesungguhnya sebagian dari orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang dengan jalan yang bathil ..... (34).

10..... Yang demikian itu disebabkan karena di antara mereka itu (orang-orang Nasrani) terdapat pendeta-pendeta dan rahib-rahib, (juga) karena sesungguhnya mereka tidak menyombongkan diri (Al-Maidah: 82).

11. Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai Tuhan selain Allah ..... (At-Taubah: 31).

12..... Dan Kami jadikan dalam hati orang-orang yang mengikutinya merasa santun dan kasih sayang, dan mereka mengada­adakan rahbaniah padahal Kami tidak mewajibkan kepada mereka ..... (Al-Hadid: 27).


Tigapuluh Tujuh Orang Penguasa Sesat (Salathin AI-Jur)
Sebagaimana dalam Al-Quran disebutkan jumlah yang sesuai dengan jumlah para Imam yang adil, disebutkan juga jumlah para penguasa sesat yang sesuai dengan jumlah penguasa hingga datang­nya masa "Al-Ghaibah Al-Kubra"-nya Mahdi a.s. pada tahun 329 329 H.

Jumlah tersebut, juga sesuai dengan tahun wafatnya Ali AI­Samiri r.a. yang merupakan wakil (naib) Imam Mahdi yang paling akhir.

Kata sulthan (penguasa) - sebagaimana lafaz nifaq (hipo­kritas) berikut turunan katanya - disebutkan sebanyak 37 kali dalam Al-Quran, yakni pada ayat-ayat berikut:

1..... Apakah kalian hendak berbantah dengan aku tentang nama-nama, yang kalian dan nenek-moyang kalian menamkannya, padahal Allah sama sekali tidak menurunkan hujjah untuk itu (sulthan) ..... (Al-A'raf: 71).

2..... Kamu tidak mempunyai hujjah (sulthan) untuk ini. Pantaskah kamu mengatakan kepada Allah apa-apa yang tidak kamu ketahui? (Yunus: 68).

3. Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Musa dengan tanda­tanda Kekuasaan Kami serta mukjizat (sulthan) yang nyata. (Hud: 96).

4. Kamu sebenarnya tidak menyembah apapun yang selain Allah, kecuali hanya nama-nama yang kamu dan nenek­moyang kamu membuat-buatnya. Allah tedak menurunkan suatu keterangan pun tentang nama-nama tersebut (sulthan) ..... (Yusuf: 40).

5..... Kamu hendak menghalang-halangi (dan membelokkan kami) dari apa yang disembah oleh nenek-moyang kami. Karena itu, datangkanlah kepada kami bukti (sulthan) yang nyata (Ibrahim: 10).

6..... Dan tidak patut bagi kami mendatangkan suatu bukti pun (sulthan) kepada kamu, kecuali dengan izin Allah ..... (Ibrahim: 11).

7..... Sekali-kali tiada kekuasaan (sulthan) bagiku terhadap kamu, selain (sekadar) aku menyeru kamu lalu kamu men­dengar seruanku ..... (Ibrahim : 22 ).

8. Sesungguhnya hamba-hamba-Ku maka tiada kekuasaan (sulthan) bagimu terhadap mereka , kecuali orang-orang yang mengikut kamu, yaitu orang-orang yang sesat. (Al-Hijr: 42).

9. Sesungguhnya (syaitan) itu tidak ada kekuasaannya (sulthan) bagi orang yang beriman dan bertawakkal kepada Tuhannya ( AI-Nahl: 99 ).

No comments:

Post a Comment